T – LDK KMM STKS BANDUNG
# SAY NO TO VALENTINE’S DAY
Hari Valentine (St. Valentine’s Day) sangat
populer di negara-negara Eropa dan Amerika. Pada hari itu, kaum remaja
merayakannya dengan hura-hura. Mereka datang ke pesta-pesta, berdansa semalam
suntuk, saling memberi hadiah coklat, dan pergi bersama pasangannya ke
tempat-tempat yang dianggap romantis. Bahkan hal-hal yang hanya boleh dilakukan
oleh pasangan suami-istri juga mereka lakukan. Naudzubillah min dzalik.
Bagaimana di Indonesia? Aroma Hari Valentine
kini juga sangat menyengat di tanah air. Tak beda jauh dengan remaja-remaja
luar negeri sana, mereka yang notabene muslim-muslimah ikut-ikutan merayakan
hari kasih sayang. Mereka menjiplak habis-habisan perilaku permisif dan serba
halal yang dilakukan orang Barat. Pasangan muda-mudi saling memberikan kartu
berisi ungkapan-ungkapan cinta, puitis dan romantis. Sarat dengan ucapan yang
membangkitkan syahwat.
Bila kita cermati, kaum muslimin
ikut merayakan Valentine’s Day, karena minimnya pemahaman umat Islam tentang
hakikat hari tersebut. Muslim-muslimah banyak yang tidak faham latar belakang
dan sejarah munculnya Valentie’s Day yang notabene bukan dari Islam. Di sisi
lain, pemahamam mereka terhadap ajaran Islam sendiri juga sangat lemah. Aqidah
yang tidak menancap kuat dan ketidaktahuan akan hukum-hukum syariat Islam
terkait dengan perbuatan, membuat umat Islam begitu bodoh dan mudah tertipu.
Sehingga, begitu muncul produk atau aktivitas-aktivitas baru yang sebetulnya
bertentangan dengan Islam, mereka tidak memiliki kemampuan menyaring, memilah
atau membandingkan, apakah ini halal atau haram, boleh atau tidak. Akhirnya, tanpa
mereka sadari mereka mengikuti saja arus yang mengalir di masyarakat.
SEJARAH VALENTINE’S DAY
Perayaan Hari Kasih Sayang ini memiliki
perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Dan memang ada
beberapa versi yang menjelaskan asal muasal perayaan Valentine’s Day. Salah
satu versi menyebutkan,
dahulu ada seorang pemimpin agama Katolik bernama Valentine bersama rekannya
Santo Marius yang secara diam-diam menentang kebijakan pemerintahan Kaisar
Claudius II (268-270 M) kala itu.
Pasalnya, kaisar tersebut menganggap bahwa seorang pemuda yang belum
berkeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang. Karena itu, ia
melarang para pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang
potensial. Nah, Valentine tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ia secara
diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda-mudi yang berniat untuk
mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya secara rahasia.
Namun ibarat pepatah sepandai-pandai tupai melompat, ia akan jatuh juga. Demikian
pula dengan aksi yang dilakukan Valentine, lambat laun pun tercium oleh
Claudius II.
Valentine harus menanggung perbuatannya,
dijebloskan ke penjara dan diancam hukuman mati. Dalam legenda ini, Valentine
didapati jatuh hati kepada anak gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis
yang dikasihinya senantiasa setia untuk menjenguk Valentine di penjara kala
itu. Tragisnya, sebelum ajal tiba bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam
sebuah surat untuknya. Ada tiga buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya
di akhir surat dan menjadi populer hingga saat ini- “From Your Valentine.”
MAKSIAT DAN SIA-SIA
Terlepas dari sejarah lahirnya Valentine’s
Day yang nyata-nyata bukan dari Islam, bila kita tilik perayaan Valentine’s
Day, maka seluruhnya melanggar syara’. Tidak ada sedikitpun nilai kebaikan dari
perayaan tersebut.
Meskipun dengan alasan mengungkapkan kasih-sayang kepada sesama, tetap bukan
alasan pembenaran bagi perayaan Hari Valentine. Tengok saja, Valentine’s Day umumnya
dirayakan oleh pasangan muda-mudi.
Seorang pemuda yang menyukai lawan jenisnya, akan mengirimkan kartu ucapan
selamat, bunga mawar merah atau memberi hadiah coklat kepada cewek idamannya
itu. Jelas ini aktivitas yang tidak dibenarkan dalam Islam karena dapat membangkitkat syahwat, sementara
mereka belum terikat dengan tali pernikahan yang dapat menjadi penyalurannya.
Sementara pasangan muda-mudi yang sudah
saling dimabuk asmara, lebih parah lagi. Mereka akan merayakannya berdua-duaan,
menyepi, bermesra-mesraan dan tak jarang diakhiri dengan hubungan suami-istri. Na’udzubillahi
min zalik. Jelas ini aktivitas yang diharamkan oleh Allah. Mereka sudah
melakukan dosa berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram),
mendekati zina dan bahkan berzina itu sendiri.
Bagaimana dengan perayaan Valentine’s Day
yang dilakukan sepasang suami istri? Setali tiga uang alias sama saja. Dalam
hal ini mereka terkena hukum tasyabuh, yakni mengikuti kebiasaan orang kafir.
Ya, sebab Valentine’s Day adalah hari raya milik orang kafir yang tidak boleh diikuti
kaum muslimin. Perayaan hari besar adalah menyangkut masalah aqidah dan sama
sekali tidak ada toleransi dalam hal ini.
Alquran maupun Sunnah secara syar’i melarang
tasyabuh dalam segala bentuk dan sifatnya, baik masalah aqidah, ibadah, budaya,
maupun tingkah laku. Allah berfirman dalam Surat An-Nisaa: 115 yang artinya: ”Dan barangsiapa yang
menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan
jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu
seburuk-buruknya tempat kembali.”
Rasulullah juga bersabda “Man ‘amila
‘amalan laisa ‘alayhi amrunaa fa huwa raddun” yang artinya: “Siapa saja
melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunanku, maka perbuatan itu
akan tertolak” (HR Bukhari).
Kalau sekadar memberi ucapan selamat
merayakan Hari Valentine? Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati
haram hukumnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada
kekafiran, paling tidak itu menunjukkan dukungan dan restunya pada ritual agama
lain. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan
Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih
dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.
Jelaslah, tidak ada sedikitpun kebolehan bagi
umat Islam untuk mengikuti kebiasaan orang kafir. Menyerupai orang kafir sama
halnya dengan ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak
buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah
mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap
rakaat shalatnya membaca,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.“(Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar
ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan
golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah
menempuh jalan sesat
itu dengan sukarela.
SENJATA MELENAKAN UMAT ISLAM
Di abad milenium ini, Valentine’s Day
sejatinya sengaja dijajakan ke penjuru dunia sebagai bagian dari skenario
liberalisasi (kebebasan). Hari Kasih Sayang sengaja dicekokkan ke benak umat
Islam untuk melenakan
mereka dengan aktivitas yang melanggar syara’. Dengan aktivitas ini,
sedikit demi sedikit umat Islam diarahkan untuk semakin menjauh dari aqidah
Islam.
Allah telah berfirman yang artinya: “Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
(TQS Al-Baqaroh: 120)
Jelas sudah bahwa mereka senantiasa benci
kepada kita kecuali kita berpartisipasi pada acara ritual mereka, model pakaian
dan pola pikir yang mereka miliki. Perayaan valentine adalah salah satu sarana
mereka untuk memurtadkan kita secara perlahan tapi pasti, tanpa kita sadari. Karena
itu, wahai kaum muslimin dan muslimah, jangan tertipu slogan kasih sayang yang
menjerumuskan.[]
Sumber: Menguak Tabir Valentine’s
Day l Hizbut Tahrir Indonesia
=====================================================================
#RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015
Like & Share #YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi
amal sholeh)
#YukNgajiBarengLDKKMM (Cp Ikhwan :
083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)
LDK KMM
senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya
bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung
dan mengkaji Islam bersama.
Bagi yang berminat
bergabung dalam kepengurusan KMM caranya: ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.
#DakwahBuktiCintaKitaPadaSesama=================================================================================
We are Muslim and We Say No To Valentine's Day
I am Muslim and I Say No To Valentine's Day