OASE LDK KMM STKS BANDUNG
[One Ayah Shared to Every one]
Rabu, 7 Rabiul Akhir 1436 H
========================================================================
# SIAPA LAGI ORANG YANG
BERTAQWA ITU ?
Allah Swt berfirman di
dalam al-Qur'an yang artinya: "Kitab
(al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka
beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu Muhammad dan (kitab-kitab)
yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat."
(TQS. al-Baqarah [2] : 2 – 4)
Setelah kita simak pada
postingan sebelumnya bahwa mereka yang bertaqwa, diantaranya:
1. Mereka Yang Beriman
Kepada Yang Ghaib (Tidak Terlihat)
2. Mereka Yang
Mendirikan Shalat
3. Mereka Yang
Menginfakkan Sebagian Rezekinya
Pada ayat selanjutnya
dijabarkan lagi mengenai siapa saja orang-orang yang bertaqwa itu. Berikut
adalah penjelasannya:
4. Mereka Yang Beriman
Kepada Al-Qur’an dan Kitab-Kitab Sebelum Al-Qur’an
Ulama ahli tafsir
berbeda pendapat sehubungan dengan mereka yang menyandang sifat pada ayat 4
Surah Al-Baqarah ini, apakah yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang
yang telah disebutkan dalam ayat sebelumnya (ayat 3 Surah Al-Baqarah), ataukah
orang-orang yang lain? Menurut Ibnu Jarir, setidaknya ada tiga pendapat ulama
mengenai masalah ini, yaitu:
Pertama, mereka adalah setiap orang mukmin
(orang-orang yang beriman dari kalangan orang Arab, orang-orang yang beriman
dari kalangan Ahli Kitab, dan selain mereka).
Kedua, mereka yang dimaksud pada ayat 3 dan
4 Surah Al-Baqarah adalah sama-sama orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli
Kitab.
Ketiga, mereka yang dimaksud pada ayat 3
Surah Al-Baqarah adalah orang-orang yang beriman dari kalangan orang Arab,
sedangkan pada ayat 4 adalah orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab.
Pendapat Ibnu Jarir ini
dinukil oleh As-Saddi di dalam kitab Tafsir-nya, dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud,
dan sejumlah shahabat Rasulullah Saw. Ibnu Jarir memperkuat pendapatnya dengan
firman-Nya: “Dan sesungguhnya di antara
Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepadamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah diri
kepada Allah.” [TQS. Ali Imran (3) : 199]
Namun demikian, masih
banyak lagi ayat lainnya yang intinya memerintahkan kepada segenap kaum mukmin
untuk beriman kepada Allah, Rasul-Rasul-Nya, dan Kitab-Kitab-Nya. Akn tetapi
memang, bagi orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab terdapat
kekhususan. Ahli Kitab yang beriman kepada kitab yang ada pada mereka secara
kaffah, kemudian apabila mereka masuk Islam, lalu mereka beriman pula secara
kaffah kepada Al-Qur’an, maka bagi mereka dua pahala atas hal tersebut. Bagi
selain Ahli Kitab, sesungguhnya beriman kepada kitab-kitab terdahulu itu hanya
secara global/ umum saja, sebagaimana yang dijelaskan di dalam sebuah hadits
shahih berikut:
“Apabila Ahli Kitab bercerita kepada kalian, janganlah kalian dustakan
mereka, jangan pula kalian percaya kepada mereka, melainkan katakanlah, “Kami
beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada
kalian.”
Akan tetapi, adakalanya
iman sebagian besar orang Arab kepada agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw lebih sempurna daripada ahli kitab. Sekalipun ahli kitab yang
masuk Islam itu beroleh pahala dua kali, namun orang lain selain mereka akan
beroleh pahala yang jauh lebih besar berkat keimanannya yang dibarengi dengan tasdiq (kepercayaan/ keyakinan penuh).
5. Mereka Yakin Akan
Adanya Kehidupan Akhirat
Mereka yakin akan
adanya kehidupan akhirat, yakni yakin kepada adanya hari berbangkit, hari
kiamat, surga, neraka, hisab, dan mizan (timbangan
amal perbuatan). Kehidupan akhirat adalah kehidupan sesudah kehidupan di dunia.
Perlu kita pahami bahwa
keempat ayat awal dalam Surah Al-Baqarah (1-4) bermakna umum mencakup setiap
orang mukmin yang mempunyai sifat tersebut, baik dari kalangan Arab maupun
selain Arab, juga dari kalangan ahli kitab, baik manusia ataupun jin. Keimanan
dan Ketaqwaan seseorang menjadi tidak sah apabila sifat-sifat di atas tidak
mereka miliki seluruhnya. Keimanan kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan
menginfakkan sebagian rezeki (zakat, infak, dan sedekah), haruslah disertai
dengan keimanan kepada apa yang didatangkan oleh Rasulullah Saw dari sisi Allah
dan rasul-rasul-Nya yang lain, juga harus meyakini adanya kehidupan akhirat.
Apabila salah satunya tidak ada, maka rusaklah keimanan mereka.
Firman Allah Swt yang
artinya:
“Hai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.”
[TQS. An-Nisaa (4) : 136]
Sumber :
Kitab Tafsir Ibnu Katsir
Juz 1 Hal. 215-222
========================================================================
#RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015
Like & Share
#YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)
#YukNgajiBarengLDKKMM
(Cp Ikhwan :
083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)
LDK KMM senantiasa
terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman
mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam
bersama.
Bagi yang berminat
bergabung dalam kepengurusan KMM caranya:
ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah)
kirim ke CP di atas.