Rabu, 28 Januari 2015

    OASE LDK KMM - [QS. Al-Baqarah (2) : 4] - SIAPAKAH ORANG YANG BERTAQWA ITU?


    OASE LDK KMM STKS BANDUNG
    [One Ayah Shared to Every one]
    Rabu, 7 Rabiul Akhir 1436 H
    ========================================================================

    # SIAPA LAGI ORANG YANG BERTAQWA ITU ?

    Allah Swt berfirman di dalam al-Qur'an yang artinya: "Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu Muhammad dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat." (TQS. al-Baqarah [2] : 2 – 4)

    Setelah kita simak pada postingan sebelumnya bahwa mereka yang bertaqwa, diantaranya:
    1. Mereka Yang Beriman Kepada Yang Ghaib (Tidak Terlihat)
    2. Mereka Yang Mendirikan Shalat
    3. Mereka Yang Menginfakkan Sebagian Rezekinya

    Pada ayat selanjutnya dijabarkan lagi mengenai siapa saja orang-orang yang bertaqwa itu. Berikut adalah penjelasannya:

    4. Mereka Yang Beriman Kepada Al-Qur’an dan Kitab-Kitab Sebelum Al-Qur’an

    Ulama ahli tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan mereka yang menyandang sifat pada ayat 4 Surah Al-Baqarah ini, apakah yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang telah disebutkan dalam ayat sebelumnya (ayat 3 Surah Al-Baqarah), ataukah orang-orang yang lain? Menurut Ibnu Jarir, setidaknya ada tiga pendapat ulama mengenai masalah ini, yaitu:

    Pertama, mereka adalah setiap orang mukmin (orang-orang yang beriman dari kalangan orang Arab, orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab, dan selain mereka).

    Kedua, mereka yang dimaksud pada ayat 3 dan 4 Surah Al-Baqarah adalah sama-sama orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab.

    Ketiga, mereka yang dimaksud pada ayat 3 Surah Al-Baqarah adalah orang-orang yang beriman dari kalangan orang Arab, sedangkan pada ayat 4 adalah orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab.

    Pendapat Ibnu Jarir ini dinukil oleh As-Saddi di dalam kitab Tafsir-nya, dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan sejumlah shahabat Rasulullah Saw. Ibnu Jarir memperkuat pendapatnya dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah diri kepada Allah.” [TQS. Ali Imran (3) : 199]

    Namun demikian, masih banyak lagi ayat lainnya yang intinya memerintahkan kepada segenap kaum mukmin untuk beriman kepada Allah, Rasul-Rasul-Nya, dan Kitab-Kitab-Nya. Akn tetapi memang, bagi orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab terdapat kekhususan. Ahli Kitab yang beriman kepada kitab yang ada pada mereka secara kaffah, kemudian apabila mereka masuk Islam, lalu mereka beriman pula secara kaffah kepada Al-Qur’an, maka bagi mereka dua pahala atas hal tersebut. Bagi selain Ahli Kitab, sesungguhnya beriman kepada kitab-kitab terdahulu itu hanya secara global/ umum saja, sebagaimana yang dijelaskan di dalam sebuah hadits shahih berikut:
    Apabila Ahli Kitab bercerita kepada kalian, janganlah kalian dustakan mereka, jangan pula kalian percaya kepada mereka, melainkan katakanlah, “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada kalian.”

    Akan tetapi, adakalanya iman sebagian besar orang Arab kepada agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw lebih sempurna daripada ahli kitab. Sekalipun ahli kitab yang masuk Islam itu beroleh pahala dua kali, namun orang lain selain mereka akan beroleh pahala yang jauh lebih besar berkat keimanannya yang dibarengi dengan tasdiq (kepercayaan/ keyakinan penuh).

    5. Mereka Yakin Akan Adanya Kehidupan Akhirat

    Mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat, yakni yakin kepada adanya hari berbangkit, hari kiamat, surga, neraka, hisab, dan mizan (timbangan amal perbuatan). Kehidupan akhirat adalah kehidupan sesudah kehidupan di dunia.

    Perlu kita pahami bahwa keempat ayat awal dalam Surah Al-Baqarah (1-4) bermakna umum mencakup setiap orang mukmin yang mempunyai sifat tersebut, baik dari kalangan Arab maupun selain Arab, juga dari kalangan ahli kitab, baik manusia ataupun jin. Keimanan dan Ketaqwaan seseorang menjadi tidak sah apabila sifat-sifat di atas tidak mereka miliki seluruhnya. Keimanan kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki (zakat, infak, dan sedekah), haruslah disertai dengan keimanan kepada apa yang didatangkan oleh Rasulullah Saw dari sisi Allah dan rasul-rasul-Nya yang lain, juga harus meyakini adanya kehidupan akhirat. Apabila salah satunya tidak ada, maka rusaklah keimanan mereka.

    Firman Allah Swt yang artinya:
    “Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” [TQS. An-Nisaa (4) : 136]

    Sumber :
    Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Hal. 215-222

    ========================================================================

    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)

    #YukNgajiBarengLDKKMM
    (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)

    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.

    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya:
    ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.

    #DakwahBuktiCintaKitaPadaSesama

    OASE LDK KMM - [QS. Al-Baqarah (2) : 3] - Siapakah Orang Yang Bertaqwa Itu?


    OASE LDK KMM STKS BANDUNG
    [One Ayah Shared to Every one]
    Selasa, 6 Rabiul Akhir 1436 H
    ======================================================================

    # SIAPAKAH ORANG YANG BERTAQWA ITU ?

    Allah Swt berfirman di dalam al-Qur'an yang artinya: "Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (TQS. al-Baqarah [2] : 2 – 3)

    1. Mereka Yang Beriman Kepada Yang Ghaib (Tidak Terlihat)

    Disebutkan dalam ayat ini bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman. Adapun iman yang dikehendaki oleh syara’ ialah yang mencakup tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ucapan di lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan.
    Sebagaimana firman Allah Swt berikut: “Kecuali orang-orang yang percaya mengerjakan amal shaleh . . .” [TQS. at-Tiin (95) : 6]

    Orang yang bertaqwa adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib (tidak kelihatan) sebagaimana mereka beriman kepada yang kelihatan, dan keadaan mereka tidaklah seperti yang disebut di dalam firman Allah Swt, mengenai orang-orang munafik:
    Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan, “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami sependirian dengan kalian, kami hanya mengolok-olok.” [TQS. al-Baqarah (2) : 14]

    Menurut Abul Aliyah, makna ghaib yang dimaksud ialah: “mereka beriman kepada Allah Swt, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian, surga dan neraka-Nya, pertemuan dengan-Nya, juga beriman kepada kehidupan sesudah mati dan hari berbangkit”.

    2. Mereka Yang Mendirikan Shalat

    Ibnu Abbas mengatakan, makna “mereka mendirikan shalat” ialah “mereka mendirikan fardlu-fardlu shalat (yakni menyempurnakan rukun-rukunnya)”. Para shahabat yang lain menambahkan bahwa mendirikan shalat artinya memelihara waktu-waktunya, menyempurnakan wudlu, rukuk, sujud, bacaan al-Qur’an, khusyuk, dan menghadap sepenuh jiwa dan raganya dalam shalat.

    3. Mereka Yang Menginfakkan Sebagian Rezekinya

    Ali ibnu Abu Thalhah dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna “menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” ialah “mereka tunaikan zakat harta benda dengan benar”.

    Adapun Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini bermakna umum, mencakup zakat dan nafkah. Dia mengatakan bahwa takwil yang paling utama dan paling berhak dikemukakan sesuai dengan sifat dari kaum yang dimaksud, yaitu “hendaklah mereka menunaikan semua kewajiban yang berada pada harta benda mereka, baik berupa zakat ataupun nafkah orang-orang yang harus ia jamin dari kalangan keluarga, anak-anak, dan lain-lainnya dari kalangan orang-orang yang wajib ia nafkahi karena hubungan kekerabatan atau pemilikan atau faktor lainnya.” Setiap nafkah dan zakat adalah perbuatan yang terpuji dan para pelakunya mendapat pujian Allah.

    Allah Swt sering kali menggandengkan antara shalat dengan memberi nafkah/ zakat, karena shalat adalah hak Allah dan sebagai sarana penyembahan kepada-Nya. Di dalam shalat terkandung makna menauhidkan (mengesakan) Allah, memuji, mengagungkan, menyanjung-Nya, dan berdo’a serta bertawakal kepada-Nya. Sedangkan di dalam infak (membelanjakan harta) terkandung pengertian perbuatan kebajikan kepada sesama makhluk, yaitu dengan mengulurkan bantuan kepada mereka. Orang-orang yang harus diprioritaskan dalam masalah nafkah ini adalah kaum kerabat dan keluarga serta budak-budak yang dimiliki, setelah itu barulah orang lain.

    Shalat dan zakat begitu penting karena merupakan bagian dari kelima pilar Islam. Di dalam kitab Shahihain telah disebutkan sebuah hadits melalui Ibnu Umar ra yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: “Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.”

    Lalu siapa lagi yang disebut orang yang bertaqwa itu ?

    Sumber:
    Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Hal. 202-215

    ======================================================================

    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)

    ‪#YukNgajiBarengLDKKMM
    (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)

    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.

    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya:
    ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.

    #DakwahBuktiCintaKitaPadaSesama

    Selasa, 27 Januari 2015

    OASE LDK KMM [Tidak Ada Keraguan dalam Al-Qur'an, Petunjuk Bagi Orang yang Bertaqwa]


    OASE LDK KMM STKS BANDUNG
    [One Ayah Shared to Every one]
    Senin, 5 Rabiul Akhir 1436 H
    ========================================================================

    # TIDAK ADA KERAGUAN DALAM AL-QUR'AN, PETUNJUK BAGI ORANG YANG BERTAQWA

    Bismillaahirrahmaanirrahiim . . .

    Allah Swt berfirman di dalam al-Qur'an yang artinya: "Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (TQS. al-Baqarah [2] : 2)

    Ketika seorang insan mengikrarkan bahwa dirinya beriman kepada Allah Swt, maka sejatinya ia tidak akan ragu dengan apa-apa yang dikabarkan oleh-Nya di dalam al-Qur'an. Karena al-Qur'an adalah Kalam Allah dan berasal dari-Nya, bukan karangan manusia yang penuh dengan keterbatasan.

    Adapun petunjuk (al-Huda) adalah keimanan yang menetap di dalam hati. Petunjuk atau Hidayah itu terbagi kepada dua bagian :

    1.   Petunjuk (Hidayah) IRSYAD dan BAYAN yakni dengan memberikan keterangan dan bimbingan. Petunjuk ini bisa diperoleh dari orang-orang yang berilmu, dimana mereka memberikan penjelasan dan bimbingan kepada orang yang membutuhkan.

    Dalil nya adalah firman Allah Swt berikut :
    Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (TQS. Asy-Syura [42] : 52)

    Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw termasuk pemberi petunjuk yakni penjelasan dan bimbingan kepada orang-orang tentang jalan yang lurus (al-Islam).

    2.   Petunjuk (Hidayah) TAUFIQ yakni dengan memberikan kemudahan dan pertolongan untuk meyakini kebenaran dan konsisten kepada kebenaran, baik dalam permasalahan iman dalam hati, ataupun ucapan dan perbutan. Petunjuk taufiq ini tidak bisa didapat kecuali dari Allah Swt.

    Dalil tentang hidayah taufiq hanya dari Allah Swt semata adalah firman-Nya :
    Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu (Muhammad) kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (TQS. Al-Qashshah [28] : 56)

    Dalam ayat ini Allah Swt memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya yakni memberikan hidayah taufiq kepada siapa saja yang dia kehendaki, karena hidayah taufiq adalah hak mutlak Allah Swt.

    PELAJARAN AYAT :

    1.   Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang meragukan di dalam al-Qur'an.

    2.   Ayat ini juga menjelaskan bahwa al-Qur'an itu adalah kitab yang memberi petunjuk dan orang yang mendapatkan petunjuk itu hanyalah mereka yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

    3.   Ayat ini juga memotivasi manusia untuk menggali petunjuk dari al-Qur'an yang mulia ini.

    4.   Ayat ini juga mengokohkan keimanan seorang muslim kepada Allah Swt, kitab-Nya, dan rasul-Nya, serta yakin akan adanya akhirat.

    5.   Ayat ini juga memberikan penjelasan tentang keutamaan takwa dan orang-orang yang bertakwa. Takwa artinya mengerjakan seluruh perintah Allah Subhanahu wa ta’ala dan meninggalkan seluruh larangan Allah Subhanahu wa ta’ala.

    6.   Ayat ini juga menerangkan sebab yang paling besar seseorang mendapatkan petunjuk adalah dengan selalu bertakwa kepada Allah. Allah Swt berfirman di dalam al-Qur’an Surat Al-Anfal (8) ayat 29 yang artinya: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan.”

    Furqaan adalah petunjuk yang dapat membedakan yang haq dan yang batil, yang halal dan yang haram, yang tauhid dan yang syirik, yang sunnah dan yang bid’ah, yang baik dan yang buruk. Maka dari itu, hendaklah kita selalu bertakwa kepada Allah Swt.

    7.   Ayat ini juga memberikan pelajaran bahwa hanya orang yang bertakwa kepada Allah Swt yang mendapatkan dua macam hidayah (petunjuk) di atas, hidayah irsyad dan bayan serta hidayah taufiq.

    Jika demikian besar nya ketakwaan itu, lalu apa ciri – ciri orang yang bertakwa, agar kita bisa termasuk kedalam orang yang bertakwa kepada Allah? Insya’ Allah akan disebutkan di tafsir ayat selanjutnya.

    Semoga bermanfaat.

    Sumber :
    Prima Ibnu Firdaus Roni al-Mirluny

    ======================================================================

    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)

    #YukNgajiBarengLDKKMM
    (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)

    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.

    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya:
    ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.

    #DakwahBuktiCintaKitaPadaSesama

    Minggu, 11 Januari 2015

    "UMAR & WANITA LANJUT USIA YANG BUTA"


    "UMAR & WANITA LANJUT USIA YANG BUTA"

    Di dalam sebuah gubuk kecil di ujung kota Madinah, ada seorang wanita lanjut usia yang buta. Ia tidak mempunyai kekayaan apapun selain seekor kambing, sebuah timba, dan sebuah tikar tua yang telah rapuh dimakan masa. Umar Ibnul Khaththab pernah mendatangi rumah wanita itu di malam hari untuk memberinya minum, merapikan rumahnya, dan ia duduk beberapa saat di tempat itu.

    Pada suatu hari ketika Umar datang ke rumah wanita tua itu, ia mendapati tempat itu telah bersih dan semua kebutuhannya telah tersedia, sehingga ia tahu bahwa ada orang lain yang mendatanginya lebih dulu. Demikian pula, berkali-kali ia datang ke tempat wanita itu, tetapi ia dapati selalu ada orang lain yang mendahuluinya.

    Sehingga pada suatu hari, Umar sengaja bersembunyi di balik rumah itu untuk mengetahui siapa yang datang ke tempat itu sebelumnya. Ternyata, ada seorang lelaki yang mendatangi rumah itu dan mengetuk pintunya. Setelah pintunya dibuka, maka lelaki itu masuk ke dalam. Ternyata, ia adalah Abu Bakar Ash Shiddiq yang ketika itu menjadi khalifah umat Islam.

    Maka Umar sengaja keluar dari persembunyiannya karena merasa kagum kepada kebaikan Abu Bakar dan ia berkata, “Engkau selalu mendahuluiku dalam berbagai kebajikan.”

    [Kanzu (4/347)]

    ======================================================================

    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#‎YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)
    #‎YukNgajiBarengLDKKMM (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)
    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.
    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya: ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.
    #‎DakwahBuktiCintaKitaPadaSesama

    Kmm Gallery : Kajian Strategis (KASTRA) LDK KMM STKS Bandung













    Kamis, 08 Januari 2015

    “Kajian Ikhwan (KAWAN)” - Gadhdh al-Bashar (Menahan Pandangan) dan Hifzh al-Furuj (Menjaga Kemaluan)



    Assalamu’alaykum Wr. Wb.


    [Dok] KMM Press (27/11/2014) – LDK KMM STKS Bandung kembali mengadakan kajian rutin kamis sore, 27 November 2014, Pkl: 16.00-18.00 WIB.  “Kajian Ikhwan (KAWAN)” kali ini mengangkat tema umum terkait “Gadhdh al-Bashar (Menahan Pandangan) dan Hifzh al-Furuj (Menjaga Kemaluan)”.

    GHADHDH AL-BASHAR (MENAHAN PANDANGAN) & HIFZH AL-FURUJ (MENJAGA KEMALUAN)

    Dasar hukum mengenai hal di atas adalah firman Allah SWT berikut:

    1.    Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (TQS. an-Nur [24] : 30)

    2.    Katakanlah kepada perempuan yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau sesama perempuan, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (TQS. an-Nur [24] : 31)

    Yang menjadi pertanyaan, apakah semua pandangan itu harus ditahan? Atau apakah semua pandangan itu dilarang?

    Ghadhdh al-bashar secara bahasa dapat diartikan “memejamkan kedua kelopak mata sehingga tidak dapat melihat siapapun/apapun”. Kata “min” sebelum kata “ghadhdh al-bashar” menunjukkan makna (sebagian), artinya tidak semua pandangan itu dilarang. Hal ini dikarenakan, untuk beberapa pandangan kita diperbolehkan seperti:
    1. Pandangan spontanitas;
    2. Pandangan yang pertama kali tanpa disengaja;
    3. Pandangan terhadap muka dan dua telapak tangan tanpa disertai syahwat; dan
    4. Pandangan dalam keadaan darurat (menolong seseorang yang sedang dalam bahaya dan mengancam jiwanya).

    Persoalan selanjutnya yang berkaitan dengan pandangan mata adalah bahwa setiap kali seseorang membuka kedua kelopak matanya, secara otomatis dia akan melihat apa saja yang ada dihadapannya. Sementara itu, di dalam ayat di atas, tidak disebutkan hal-hal apa saja yang tidak boleh dipandang oleh mata. Karenanya, dapat kita pahami bahwa maksud menahan pandangan dalam ayat di atas adalah : MENAHAN PANDANGAN DARI PERKARA YANG DIHARAMKAN, bukan perkara yang halal. Mengenai pandangan yang diharamkan, maka akan berkaitan pula dengan pembahasan tentang AURAT, dan pelibatan SYAHWAT dalam memandang.

    ======================================================================


    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#‎YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)
    #‎YukNgajiBarengLDKKMM (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)
    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.
    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya: ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.

    “Kajian Ikhwan (KAWAN)” - TUNTUNAN & ETIKA HIDUP BERMASYARAKAT


    Assalamu’alaykum Wr. Wb.

    [Dok] KMM Press (27/11/2014) – LDK KMM STKS Bandung kembali mengadakan kajian rutin kamis sore, 27 November 2014, Pkl: 16.00-18.00 WIB.  “Kajian Ikhwan (KAWAN)” kali ini mengangkat tema umum terkait “Gadhdh al-Bashar (Menahan Pandangan) dan Hifzh al-Furuj (Menjaga Kemaluan)”.

    Pengisi Kajian : Syaroful Anam, SST.
    MC : Augy Putro Harseno
    Tilawah Qur’an : M. Hasanuddinn Y.
    Tema Materi : Fiqih Sosial (Tuntunan dan Etika Hidup Bermasyarakat)

    Adapun tema khusus yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah “Kami Jadikan Engkau Sebagai Cobaan Bagi yang Lain”. Setidaknya terdapat 4 Sub-Pokok Bahasan inti sahabat-sahabat, yaitu:
    1.    Ujian adalah sunnah illahi;
    2.    Ujian antarsesama manusia;
    3.    Manusia yang paling berat cobaanya; serta
    4.    Tak seorang pun luput dari ujian dan cobaan.

    Kang Syaroful menjelaskan diawal bahwa Seorang Pencipta tentu lebih mengetahui hakikat dari apa yang diciptakannya. Mark Zuckerberg tentu lebih mengetahui kelebihan dan kekurangan facebook itu apa, begitu pun dengan Bill Gates dengan microsoft-nya. Demikian pula dengan Allah SWT, Allah lebih tahu hakikat dari makhluk yang diciptakannya, Allah lebih tahu apa yang dibutuhkan dan baik bagi makhluknya jika dibandingkan dengan yang lain bahkan diri kita sendiri.

    Selanjutnya, masuk kepada Poin Pertama pembahasan inti mengenai ujian adalah sunnah illahi. Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.” Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan untuk dicoba dan diuji. Allah SWT menjelaskan bahwa dia memberikan cobaan dengan kebaikan dan keburukan.

    TERNYATA Dunia merupakan tempat segala cobaan dan ujian kawan, setiap hal yang ditemui manusia berupa kebaikan dan keburukan, kemudahan dan kesusahan, keindahan dan kejelekan, yang disukai dan dibenci , semua itu adalah cobaan ya kawan, ujian keimanan dan wahana untuk mengungkapkan seberapa besar sih kesabaran diri dan rasa syukur kita terhadap ALLAH SWT.

                 Poin kedua ustad Syaroful mengatakan ujian antar sesama manusia mungkin paling besar dan berat nih.. waduh.. seperti pada ayat ini kawan “dan kami jadikan sebahagiaan engkau cobaan bagi sebahagiaan yang lain, maukah engkau bersabar? Dan adalah tuhanmu maha melihat (Al Furqan ayat 20). Contohnya begini kawan orangtua diuji Allah lewat anaknya, anak melalui orangtuanya, suami melalui istrinya, istri melalui suaminya, tetangga dengan tetangga, ulama dengan umatnya, pemimpin dengan rakyatnya, teman dengan temannya, muslim dengan muslim, orang sholeh dengan orang fasik. dan yang lainnya yang tidak dapat diketik satu persatu hehe...

                Poin ketiga bro itu ngebahas mengenai manusia yang paling berat cobaanya. Nah poin ini ada yang menarik yaitu ALLAH melipat gandakan ujian atas orang seperti wali dan kekasih Allah, ini dikarenakan ada 4 hal :
    1.Membawa amanat agama dan menyampaikan kepada seluruh alam
    2. orang yang telah Allah pilih untuk membawa agama dan menyampaikan dakwah bukanlah orang yang egois dan untuk kepentingan sendiri saja kawan.
    3. Para nabi dan pengikutnya dari golongan ulama dan orang shaleh memiliki kedudukan yang paling tinggi
    4. penderitaan yang menimpa orang mukmin bisa merubah menjadi anugerah dan rahmat.

              Ya pada intinya Jika agamanya kuat cobaanya semakin kuat dan jika agamanya lemah ia diuji sesuai dengan kadar agamanya, ujian tidak pernah lepas dari seseorang hingga dia meninggalkan berjalan dimuka bumi tanpa menanggung satu kesalahan. Begitu kawan kawan paham kan ya?

            Nah poin terakhir adalah takada seorangpun yang luput dari ujian dan cobaan. Bener banget bro setiap orang baik yang beriman maupun yang tidak beriman mesti dapet rasa sakit atau beban, tapi eitss tenang dulu orang yang beriman hanya mendapatkan sakit dan kepedihan di dunia, setalah di akhirat akan terganti dengan kenikmatan yang besar. Hehe mangkanya jadi orang yang beriman ya sob. Rugi banget udah dunia dikasih ujian dan cobaan eh diakhirat disiksa lebih parah.

             Jadi kesimpulan dari kawan episode 20 november 2014 Allah akan menguji dan memberi cobaan kepada seluruh jiwa manusia, dengan ujian diharapkan bisa terlihat mana yang baik nih mana yang buruk hehe, siapa yang layak mendapat Karamahnya siapa yang tidak. Begitu..

               Baik itu saja mohon maaf jika ada salah satu atau lebih kata-kata saya yang kurang atau salah mohon dimaafkan, penulis hanya insan yang biasa. jika ada kritik dan saran silahkan berkomentar.

            Demikian reportase kegiatan sore hari ini, SO, COME IN JOIN US ! KMM STKS Bandung senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, terutama mahasiswa, untuk bersama-sama mengkaji, mengamalkan, dan menyampaikan nilai-nilai Islam secara kaffah (menyeluruh), khususnya terkait “nizham al-ijtima’i (sistem pergaulan dalam Islam)”.

    Wallahu’alam bishshawab.


    Salam LDK KMM STKS BANDUNG *takbir*

    ======================================================================

    #RoadToSeminarLDKKMMSTKSBandung2015

    Like & Share ‪#‎YukSebarkanStatusIni (Semoga menjadi amal sholeh)
    #‎YukNgajiBarengLDKKMM (Cp Ikhwan : 083824417542 l Cp Akhwat : 085624829284)
    LDK KMM senantiasa terbuka dan mengajak kepada seluruh civitas kampus, khususnya bagi teman-teman mahasiswa/i STKS Bandung dan umum yang ingin bergabung dan mengkaji Islam bersama.
    Bagi yang berminat bergabung dalam kepengurusan KMM caranya: ketik (DAFTAR_KMM_Nama_Ikhwan/Akhwat_Kelas_AsalDaerah) kirim ke CP di atas.
     

    Tentang KMM

    Foto saya
    "LDK KMM STKS adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di STKS Bandung yang secara khusus bergerak dalam kegiatan Dakwah Kampus"

    Like Our Facebook

    Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Mahasiswa Muslim Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung Copyright © 2009 - 2018